Berbagi itu Indah,kan? Yang mampir ke blog ini,semoga kalian dapet pahala :P Yang pengen jadi temen gue nih, Join ajaa~(f) Isna Nurlaeli (t) @isna_laeli Enjoy this Blog!
RSS

Jumat, 14 Maret 2014

SINOPSIS NOVEL 20-30an



a        SINOPSIS NOVEL ANGKATAN 20-30an ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN


Tahapan Alur / Peristiwa
1.      Keluarga Sayu disamun dan Sayu ditawan di pondok para penyamun.
2.      Samad, mata – mata penyamun itu berkeinginan untuk menikahi Sayu dan menyingkirkan temannya, para penyamun.
3.      Ketika hendak menyingkirkan penyamun, rencana Samad gagal sehingga ia menghilang karena takut rencanya ini akan diketahui para penyamun.
4.      Medasing terluka parah karena terjatuh ke dalam jurang, seorang temannya meninggal.
5.      Medasing mengembalikan Sayu ke dusun kemudian ia menikahinya bukan sebagai penyamun melainkan sebagai seorang pesiar yang baik hati dan kaya raya.

    Ringkasan/ Sinopsis Cerita

Anak Perawan Di Sarang Penyamun

Sang penyamun, panggilan itu kerap disapakan kepada Medasing dengan sekelompok teman penyamunnya. Sebagai seorang penyamun, manusia yang buas – buas itu biasa mengambil harta dusun Pagar Alam yang kaya raya. Akibat ulah dari sekelompok penyamun itu, warga dusun Pagar Alam bernasib tak tentu, kerap kali mereka lari – lari berhembalang untuk bersembunyi di tempat terlindungi. Nasib serupa yang mengenaskan menimpa keluarga Sayu, perawan cantik yang tinggal di dusun tersebut. Malam yang hening itu,  kedatangan penyamun tak terduga untuk melaksanakan misi mereka, menyamun keluarga Sayu yang segudang hartanya menimbulkan peperangan kecil yang sengit antara penyamun dengan Haji Sahak dan isterinya, orang tua Sayu. Namun sayang, Haji Sahak tak kuasa melawan penyamun yang keji dan ganas itu. Tinggallah Sayu seorang diri di pondoknya yang penuh bara api, orang tuanya telah dihabisi penyamun itu. Entah keajaiban apa yang merasuki Medasing, ia membawa Sayu dengan penuh perasaan ke pondoknya, mungkin karena rasa iba atau ia ingin menjadikan Sayu sebagai tawanannya. Entahlah.
Dengan terpaksa, selama ini Sayu tinggal di pondok para penyamun. Tanpa Medasing sadari karena belakangan ini ia bersama perawan cantik yang memiliki nama Sayu itu, muncul sepercik rasa ketertarikannya terhadap Sayu. Temannya, sekelompok penyamun itu menyadari bahwa Medasing memberi perhatian lebih kepada Sayu. Namun, di sisi lain Samad, mata – mata penyamun itu memiliki rasa yang sama seperti Medasing, ia tertarik dengan Sayu. Diam – diam Samad menyusun siasat licik untuk menyingkirkan penyamun itu agar Sayu jatuh ke dalam dekapannya, dalam hati kecilnya ia sangat ingin Sayu menjadi miliknya. Sungguh ia tak tahu berterima kasih kepada penyamun yang telah menjadi kawannya itu.
Perlahan tapi pasti siasat yang Samad rencanakan berhasil membuat Medasing lemah sedikit demi sedikit tanpa disadari. Siasat iu berjalan mulus bagaikan jalanan tanpa berlubang sedikit pun. Namun, ternyata Samad yang licik itu menyusun rencana lain untuk menyingkirkan Medasing dengan cara tidak manusiawi. Syukurnya, rencana Samad yang telah disusunnya dengan cermat menghasilkan malapetaka bagi dirinya. Perlahan – lahan para penyamun menyadari bahwa ada yang janggal dalam diri Samad, takut rahasianya itu akan terkuak, Samad mengasingkan dirinya jauh dari kerumunan penyamun.
Sebagai penyamun, Medasing dalam kesehariannya mencari makanan dengan memanfaatkan ilmnya itu untuk berburu hewan di hutan. Dengan mudahnya, hampir setiap hari sehabis dari hutan, tangannya selalu menenteng hasil buruan, rusa, harimau, napuh dan binatang hutan yang lain. Namun tidak selalu keberuntungan berada di pihak Medasing dan temannya itu, saat itu  ia hendak di tengah perkelahian dengan rusa. Rusa yang perkasa itu lari – lari berhembalang menjauhi mereka, melewati rimbunan semak, jurang, semua rintangan. Namun sayang, Medasing dan temannya itu tidak mampu melewati rintangan yang sudah di depan mata, upaya keras mereka itu hanya menyebabkan malapetaka bagi mereka sendiri. Karena tidak dapat mengendalikan langkah, mereka terlempar sampai ke dalam jurang. Medasing hanya terluka parah yang banyak tercecer di bagaian kakinya. Namun tidak dengan temannya, sudah beberapa jam, temannya itu belum sadarkan diri pula. Dengan keadaan terkejut bercampur sedih, Medasing menggendong temannya yang sudah tak bernyawa lagi itu menuju pondok.
Masih dalam suasana berduka cita. Sejak kepergian teman Medasing itu, Medasing menjadi lebih dapat memaknai hidupnya. Perlahan – lahan ia mulai merubah dirinya mejadi seseorang yang lebih berguna bagi orang lain, ia ingin dirinya berguna bagi perawan itu, Sayu. Tidak dapat dipungkiri, timbul persaan aneh dalam diri Medasing, ia memang telah diluluh lantahkan oleh seorang Sayu. Karena perasaan itulah, ia mengembalikan Sayu kembali ke dusunnya untuk menikahinya. Dalam hati kecilnya itu, ia memang sangat ingin menikahi Sayu, ia ingin memiliki Sayu seutuhnya. Sulit dipercaya, Sayu memiliki perasaan yang sama dengan Medasing. Semua tak pernah menyangka, seorang Sayu, perawan cantik di dusun Pagar Alam jatuh hati dengan seorang penyamun yang terkenal dengan keganasan dan kekejamannya itu, Medasing. Hingga akhir yang bahagia, mereka pun menikah, Sayu menikahi Medasing bukan sebagai penyamun yang ganas, melainkan sebagai seorang pesiar yang baik hati dan kaya raya.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar